MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DARI NOVEL“MIRANDA:JANGAN
AMBIL NYAWAKU DAN BAKO”
A.Menentukan Tokoh dan Perwatakan
Tokoh
dibedakan atas tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh figuran. Setiap tokoh
memiliki watak atau karakter.
Setelah
kamu membaca dua kutipan novel di atas, sekarang bekerjalah dengan teman
sebangkumu untuk menetukan para tokoh dan perwatakannya ! Tunjukkan buktinya
dalam teks! Isikanlah dalam tabel berikut!
Novel
|
No.
|
Tokoh
|
Perwatakan
|
Bukti
|
Miranda: Jangan
Ambil Nyawaku
|
1.
2.
3.
4.
|
Miranda (Aku)
Dr. Mulen
Emma
Ibu (Miranda)
|
Selalu ingin tahu
Baik,ramah
Baik
Baik
|
“Mereka masih berbohong,” kataku merasa mual.
“Miranda, boleh aku bicara secara pribadi dengan orang
tuamu sebentar?” tanya Dr.Mulen
“ Kamu dengar apa yan ia katakan tentang takdirnya.
Takdirnya adalah aku. Maksudku, apa artinya?”
“ kami akan menceritakan kepadamu sesuatu yang pasti akan
membuatmu gusar.
|
Bako
|
1.
2.
3.
|
Umi
Suami
Aku
|
Penyayang
dan baik hati
Rajin
dan tak kenal lelah
-
|
“Dikampung,
ia adalah seorang perempuan yang terpandang dan disegani.”
“
pagi-pagi bangun, suamiku langsung mengambil air wudu, kadang kepancuran,
tetapi lebih sering dirusuk rumah saja.”
-
|
B.Menentukan Alur Novel
Novel
mempunyai rangkaian cerita. Itulah yang disebut alur. Alur ada bermacam-macam,
ada alur maju dan campuran. Adapun bagian-bagiannya meliputi pengenalan,
penanjakan, klimaks, dan pengakhiran.
Diskusikan bersama teman kelompokmu hal-hal
berikut.
(1)
Alur
apakah yang digunakan dalam kedua kutipan novel tersebut? Berikan alasan!
Alur:
Novel pertama menggunakan alur maju, sedangkan novel kedua menggunakan
alur mundur
Alasan: Karena novel pertama mengikuti
perkembangan zaman, sedangkan novel kedua menceritakan yang mengingat masa
lalu.
(2) Tentukan
alur yang digunakan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam novel !
Miranda:
Jangan Ambil Nyawaku
Peristiwa 1 : Alur maju
Peristiwa 2 : Alur maju
Peristiwa 3 dst : Alur maju
Bako
Peristiwa 1 : Alur mundur
Peristiwa 2 : Alur mundur
Peristiwa 3 dst : Alur mundur
C.Menentukan Sudut Pandang
Pengarang
berada pada posisi sebagai apa dalam cerita? Itulah sudut pandang. Ada dua
macam sudut pandang pengarang dalam cerita, yaitu sudut pandang akuan dan
diaan. Tunjukkan sudut pandang pengarang dalam kedua novel di atas dan
tunjukkan dua bagian yang membuktikan hal itu!
(1)
Miranda : Jangan Ambil Nyawaku
Sudut Pandang : Orang pertama, pelaku pertama
Bagian yang membuktikan : Karena terdapat kalimat yang memakai kata “Aku. Misalnya : “
Tentu”. Aku mengangkat bahu.Aku tidak perduli
(2)
Bako
Sudut
pandang : Orang Ketiga, sebagai pengamat
Bagian yang membuktikan : Karena terdapat kalimat yang menggunakan kata “ Ia ”. Misalnya : “sesudah
salat, ia langsung ke dapur.”
D.Menentukan Setting (Latar) Novel
Peristiwa
dalam novel terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu. Oleh karena itu, setting terbagi menjadi setting waktu dan tempat.
Karena peristiwanya tidak hanya satu, maka waktu dan tempat juga mungkin lebih
dari satu.
Tunjukkan setting waktu dan tempat dalam kedua kutipan di atas
serta buktikan bagian cerita yang menunkukkan hal itu!
Miranda : Jangan Ambil Nyawaku
(1)
Setting
waktu : Malam Hari
Bukti
: “ Beri aku sesuatu agar aku bisa tidur”
(2)
Setting
tempat: Di kamar
Bukti :
Mereka bertiga meninggalkan kamar. Aku menelepon Emma dengan ponselku.
Bako
(1)
Setting
Waktu : Pagi Hari
Bukti : “ Pagi-pagi bangun, suamiku
langsung mengambil air wudu, kadang ke pancuran, tetapi lebih sering di rusuk
rumah saja. “
(2)
Setting
Tempat : Di masjid
Bukti : “
Ia selalu bersalat subuh di mesjid “
Setting
Tempat :Ke ladang
Bukti : Pada
hari minggu , acap kami bersama-sama pergi ke ladang
E.Menentukan Tema dan Amanat Novel
Tema
merupakan dasar penulisan novel yang menjiwai cerita dalam novel itu dari awal
sampai akhir. Selain tema, novel juga memiliki amanat atau pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Amanat kadang disampaikan secara eksplisit, kadang
juga disampaikan secara implisit.
Diskusikan bersama teman kelompokmu tema dan
amanat kedua kutipan novel di atas!
(1) Miranda
: Jangan Ambil Nyawaku
Tema
: Kloning untuk Miranda
Amanat
: “ Sebaiknya kita harus yakin pada apa yang telah ditentukan oleh yang Maha
Kuasa, Karena semuanya akan meninggalkan dunia ini.
(2) Bako
Tema
: Kenapa kamu berubah
Amanat
: Jangan kita melupakan kewajiban kita sebagai umat beragama karna, jika kita
mempunyai harta lebih janganlah kita melupakan hak milik dari saudara kita yang
membutuhkan. Sesungguhnya dari harta kita sebagian terdapat hak mereka.
F.Gaya Bahasa
Cara
khas yang digunakan pengarang untuk menyampaikan ide atau pemikiran-pemikiran
melalui karyanya, itulah yang dimaksud
gaya bahasa. Bagaimana gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam kedua
kutipan novel tersebut? Berilah tanda centang ( √ ) jika pernyataan berikut sesuai dan
berilah tanda ( X ) jika tidak sesuai.
(1)Miranda: Jangan
Ambil Nyawaku
1.
Suatu objek dideskripsikan dengan cara tidak
detail. ( √ )
2.
Kalimat yang digunakan merupakan bahasa
sehari-hari. ( √ )
3.
Menggunakan majas atau ungkapan. ( √ )
4.
Banyak menggunakan dialog antar tokoh. ( √ )
5.
Banyak menggunakan kalimat minor, walaupun bukan
berupa dialog. ( X )
6.
Kalimat bervarias, kadang panjang, kadang pendek.
( √ )
7.
Banyak menggunakan kalimat minor, walaupun bukan
dialog. ( X )
8.
Banyak menggunakan istilah daerah. ( X )
(2)Bako
(1)Suatu objek dideskripsikan dengan cara
tidak detail. ( X )
(2)Kalimat yang digunakan merupakan
bahasa sehari-hari. ( √ )
(3)
Menggunakan majas atau ungkapan. ( √ )
(4)
Banyak menggunakan dialog antar tokoh. ( X )
(5)
Banyak menggunakan kalimat minor, walaupun bukan
berupa dialog. ( √ )
(6)
Kalimat bervarias, kadang panjang, kadang pendek.
( X
)
(7)
Banyak menggunakan kalimat minor, walaupun bukan
dialog. ( √ )
(8)
Banyak menggunakan istilah daerah. ( X )
Berdasarkan jawaban kalian, buatlah kesimpulan tentang gaya bahasa
yang digunakan dalam kedua kutipan novel tersebut!
Kesimpulan :
1.
Novel
Miranda: Jangan Ambil Nyawaku
Menggunakan gaya bahasa (Majas
Hiperbola) karena terdapat banyak kalimat yang melebih-lebihkan.
2.
Novel
Bako
Menggunakan gaya bahasa (Majas
Personifikasi) karena kalimatnya menggunakan bahasa santai.
